Kabupaten Bekasi || BekasiHariIni.Com
Dalam rangkaian HUT Ke 72 Tahun Bekasi dan HUT Kemerdekaan RI ke 77 tahun, agenda kirab memuliakan situs bersejarah perlu mendapat apresiasi.
PJ Bupati Bekasi Dr Dani Ramdan dan pemerintah daerah bersama masyarakat akan menggelar jejak kenangan perjuangan dan kekayaan budaya Bekasi, mulai dari Makam KH Noer Ali, Pahlawan Nasional, sampai di Cibarusah.
Di Cibarusah tercatat bersemayam makam pejuang dan ulama besar, KH Makmun Nawawi, Klenteng Agung dan Masjid Al Mujahidin Cibarusah.
Tentu saja masih banyak dan belum tercatat semuanya, dari para pelaku sejarah, tempat, karya dan legacy, warisan budaya Bekasi yang dikenal religius dan nasionalis berjiwa patriotik.
Masjid Almujahidin yang tampak berdiri tegak penyuluh wibawa, memancarkan energi dan spiritualitas, terletak di KBC (Kampung Babakan Cibarusah Kota), Cibarusah, Bekasi, Jawa Barat. Bersama para sesepuh dan tokoh masyarakat Cibarusah, Kang Fuad mendirikan Yayasan Masjid Almujahidin Cibarusah, lalu memimpin langsung pembangunan untuk melestarikan sejarah perjuangan yang sangat berharga bagi generasi kini dan mendatang.
Sepantasnya Masjid Almujahidin menjadi Museum Perjuangan Kemerdekaan Republik Indonesia, untuk memuliakan dan menteladani jejak sejarah perjuangan para syuhada dan pahlawan kusuma Bangsa.
Baru pada masa kepemimpinan Presiden Susilo Bambang Yudhyono, ikhtiar masyarakat Bekasi untuk mendapatkan pengakuan dan anugrah Pahlawan Nasional bagi KH Noer Ali, disematkan di Istana Negara.
Tokoh masyarakat Munawar Fuad yang akrab di sapa Kang Fuad saat itu sebagai Staf Khusus SBY, Presiden Pertama yang dipilih langsung oleh rakyat, ikutserta mendukung proses perjuangan warga Bekasi, bersama para ulama, tokoh, jawara, dan semua elemen, termasuk para politisi DPRD dan pemerintah daerah.
Begitu banyak doa dan usaha dari berbagai elemen warga yang merindukan sosok Pahlawan Nasional diakui oleh negara dan seluruh bangsa.
Saat Hari Pahlawan 10 November 2006, pertama kali Bekasi dianugerahkan ada tokoh pejuangan dan mujahid sebagai Pahlawan Nasional.
Tak terhingga dan tak ternilai
Jejak perjuangan, perngorbanan dan budi baik, jasa para pahlawan semuanya.
Kang Fuad penuh takdzim menjemput KH Amin Noer dan KH Anwar beserta keluarga KH. Noer Ali di Istana hingga ke puncak penyematan jasa dan anugerah Pahlawan Nasional oleh Presiden SBY di Istana Negara pada 10 November 2006.
“Hati saya bergetar, air mata mengalir, memanjatkan doa dan syukur, betapa hebatnya perjuangan Para Kyai dan santri bersama seluruh rakyat dalam merebut, kemerdekaan, ucap Kang Fuad.
Ada rasa bahagia, haru dan bangga saat nama Kyai Noer Ali disebut di ruangan Istana Negara, dimana saat itu saya mengabdi”, kenang Kang Fuad, menuturkan ke awak media, 03/08/2022.
Penganugerahan tersebut ditetapkan dalam Keppres No 085/TK/2006 tertanggal 3 November 2006. Gelar Pahlawan Nasional disertai Tanda Kehormatan Bintang Mahaputra Adipurna
Masjid Almujahidin Cibarusah merupakan Masjid Bersejarah, Jejak Sejarah Perjuangan Laskar Hizbullah Sabilillah untuk Kemerdekaan RI, ketika Pasukan Kyai dan Santri Berlatih Perang atas kerjasama dengan Pasukan Jepang, dipimpin Hadratushsyeikh Kyai H. Hasyim Asy’ari yang menugaskan KH. Wahid Hasyim bersama 500 lebih tentara santri, menyiapkan perlawanan hingga pecah perang puncak perjuangan para syuhada dengan melahirkan Resolusi JIHAD melawan penjajah.
Di Bekasi tokoh utamanya KH Noer Ali dan KH Makmun Nawawi.
Kang Fuad mengatakan, “Saya sering mendengar cerita tentang kisah heroisme para ulama dan santri bersama seluruh rakyat berjuang di Cibarusah. Ayah saya kerap menceritakan kisah kisah perjuangan yang mengharukan. “Semakin kuat dan yakin akan kebenaran cerita itu, saat saya belajar di Pondok Pesantren Tebu Ireng Jombang Jawa Timur. Nama Cibarusah dikenal harum dan penuh kenangan jejak kepahlawanan”, ungkap Kang Fuad.
Dimulai dari Istana Presiden RI, di masa Presiden SBY, Kang Fuad menggelar rapat dipimpin langsung oleh Wantimpres KH Ma’ruf Amin dan dihadiri para sesepuh dan tokoh Cibarusah, antara lain KH Jamaludin Nawawi, putera Kandung KH Makmun Nawawi, H Ajid, Ust. T Juwaeni, Ahmad Kosasih, Nandang, Aries, R Yedi Mulyadi, Ketua Ansor Bekasi, Soleh Jaelani dan beberapa lainnya.
Arsitek perancang renovasi Masjid Al Mujahidin dipimpin Bapak Kamal, dari ITB, menyiapkan rancang bangun dengan tetap menjaga kelestarian setiap bagian dan material kekayaan sejarahnya.
Poto istimewaPara tokoh yang juga terkait dengan pembangunan dan perannya yang penting adalah H Muliaman D Haddad (Ketua OJK RI) dan H Eep Saefullah Fatah (Pamanda Munawar Fuad. Dari Istana Presiden RI, niat dan tekad membangun sebuah pelestarian situs bersejarah di Bekasi dimulai.
Peletakan Batu pertama pembangunan Masjid Almujahidih sebagai salah satu situs perjuangan ditandai dengan peletakan batu pertama oleh Bapak H Muliaman D Haddad, saat ini Duta Besar Swiss, Dandim Bekasi, Pengurus Besar Nahdlatul Ulama dan Dewan Masjid Indonesia. “Saya selaku Ketua Pembangunan dan Ketua DKM / Yayasan Masjid Almujahidin, sangat terharu, bersyukur dan bangga saat dimulainya peresmian tersebut, alhamdulillah dalam lima tahun sudah rampung berkat doa, sumbangsih dan peranserta semuanya”, Kang Fuad menjelaskan.
Kang Fuad, putera KH Raden Noeh Inayatillah dan Ibunda Hj Raden Maskanah, memimpin langsung dari persiapan, perencanaan dan pelaksanannya. “Saat itu, selama masa penataan dan pembangunan, sayang sekali pemda Kabupaten Bekasi belum berkontribusi secara nyata”, papar Kang Fuad.
“Alhamdulillah, Wakil Gubernur Jawa Barat, Kang Dede Yusuf hadir dan memberikan dukungan moril atas pembangunan tersebut. Tak terkecuali, dari MUI Bekasi, NU Bekasi, Pengurus Besar Nahdlatul Ulama, Pimpinan Dewan Masjid Indonesia, bahkan dari Duta Besar Saudi Arabia secara langsung hadir memberikan dukungan moril.
Hingga di masa awal pemerintahan Presiden Jokowi, dalam Puncak Hari Santri Nasional, Masjid Almujahidin bersama Pesantren Al baqiyatushsholihat Cibogo, Cibarusah, menjadi destinasi resmi Kiran Hari Santri Nusantara. “Sangat bersyukur, akhirnya semakin kuat legitimasi dan legacy Masjid AlMujahidin sebagai situs bersejarah, jejak tapak tilas perjuangan sejarah para santri dan kyai yang sangat besar tak terbilang perannya”, Kang Fuad menjabarkan.
Lanjutnya,masih ada pekerjaan rumah, bagaimana pemuliaan terhadap para ulama dan pejuang juga dibarengi dengan pemuliaan terhadap setiap warga dan generasi mendatang. Bagaimana juga penghargaan terhadap para tokoh pejuang dan pahlawan jadi spirit dan teladan. “Saya dan banyak tokoh masyarakat juga mengharapkan adanya penamaan jalan sepanjang Cikarang – Cibarusah dengan nama Jalan KH Makmun Nawawi, agar selamanya terus dikenang dan diteladani”, tandas Kang Fuad
“Perjuangan saat ini yang terberat adalah melawan segala bentuk ketidakadilan. Perang melawan kemiskinan, kesenjangan sosial ekonomi, menghapuskan pengangguran dan segala bentuk penistaan terhadap manusia dan kemanusiaan. Termasuk, bagaimana hidup rukun, toleran, damai dan harmoni dalam perbedaan dan kebhinekaan. Kita bersyukur saat ini bekasi tumbuh secara revolusioner menjadi masyarakat industri global yang terdepan di Indonesia. “Semua ini berkah dan barokah dari doa, perjuangan dan pengorbanan darah, air mata, dan segala penderitaan panjang para pejuang dan syuhada. Kita lestarikan dan wujudkan semangat perjuangan dan jiwa patritik untuk Bekasi Membangun”, pungkas Kang Fuad yang kini dipercaya sebagai Dewan Pakar Tim Percepatan Pembangunan Daerah Kabupaten Bekasi.(Red)
Catatan Dr.H.Munawar Fuad Noeh M.Ag