Kabupaten Bekasi || Bekasihariini.com
Tokoh muda dari Utara Bekasi Erwin Mailudin, menyoroti kehidupan para Petani yang terus tergerus dan terhimpit dalam persaingan global, dikarenakan semakin merosotnya harga gabah (padi), sehingga terus menerus Petani menderita kerugian, khususnya di Kabupaten Bekasi.
Dalam tanggapannya saat diwawancarai awak media Erwin menuturkan, Harga cabai marak rame katanya mahal, yang teriaknya pembeli cabai, padahal itu harapan Petani cabai agar dapat memperoleh keuntungan yang sesuai dengan langkanya hasil cabai yang dipanen, sehingga permintaan di masyarakat tidak tercukupi, Dan terus sekarang harga gabah (padi) murah yang teriaknya para Petani padi, bagaimana kalau pembeli cabai dan Petani padi berdemo apa yang diteriakkan oleh mereka?? Kata Erwin.
“Apakah turunkan harga cabai dan naikan harga gabah,?
Terus demo lagi Petani cabai, naikan harga cabai, disinilah para Petani menjadi semakin tak menentu dengan harga pasar di luar di samping diakibatkan faktor cuaca yang tidak mendukung untuk memproduksi beras,khususnya untuk panen tahun ini, yang tidak bisa di kontrol oleh Pemerintah, khususnya Pemkab Bekasi, ujar Erwin Mailudin, Sabtu (18/06/2022.).
Menurut Erwin naik atau meningkat dan turun atau rendahnya harga sayur mayur dan gabah (padi) Petani, harus di lihat dari penyebabnya yaitu pasokannya. Biasanya terjadi peningkatan harga disebabkan oleh kelangkaan dan kekurangan lahan (sawah) yang akan berkurangnya hasil produksi Tani, begitu juga gabah, cetus Erwin.
” Yang juga panennya tidak di dukung oleh cuaca, sehingga sulit memproduksi berasnya,
Wajar aja kalau sekarang Petani cabe dapat untung, dan wajar aja kalau sekarang Petani gabah atau padi mengalami kerugian, tutur Tokoh pemuda yang kritis mengamati kehidupan para Petani, Nelayan di Utara Bekasi.
Erwin menambahkan, “Jadi kita harus melihat pada sisi Petaninya,
Kecuali kenaikan BBM minyak bumi dan gas, Nah itu baru demo abis abisan juga gak masalah, karena Pemerintah harus mempersiapkan cadangan BBM untuk kebutuhan masyarakatnya, banyakin lapangan pengeboran sumur minyak, terus menerus mencari sumber titik pengeboran Pertamina, tandasnya.
“Jadi Pemerintah harus bisa mempersiapkan ratusan tahun persediaan BBM, agar warga tidak kekurangan BBM demi kelangsungan hidup, ujar Erwin Mailudin.
“Begitu juga dengan para Petani yang ada di Kabupaten Bekasi, disaat kesulitan menjual hasil panennya kepada tengkulak dan tidak ada regulasi yang mengatur serta perhatian Pemerintah Saya berharap pihak Pemerintah melalui Bulog untuk membantu dengan membeli hasil panen para Petani, agar keseimbangan harga gabah bisa terkontrol,dan para Petani bisa sejahtera,sindir Erwin.
Erwin juga mengharapakan kepada Pemerintah, khususnya Pemkab Bekasi agar Pemerintah harus aktif dan memperhatikan para Petani, salahsatunya Pemerintah harus dapat mengontrol para petani dalam menanam padi dan mengatur jadwal tanam padi, sehingga Petani mampu memperoleh hasil panen yang meningkat, ketika harga pasokan gabah menurun pun tidak mengalami kerugian dari modal usaha Tani, tukas Erwin.
Erwin Mailudin menambahkan, menurutnya, “yang terjadi sekarang pada petani padi di wilayah Kabupaten Bekasi banyak mengandalkan mesin pompa air, sehingga areal lahan di kerjakan masing masing dan tidak beraturan, dan tidak adanya penanaman sesuai jadwal tidak serentak, oleh karena itu Pemerintahan Kabupaten Bekasi segera mengambil langkah cepat dalam penangan pertanian padi, serta membenahi irigasi secara keseluruhan, fungsikan dengan aliran airnya secara beraturan, dan dapat diatur debit air nya untuk mengairi sawah , sehingga irigasi nya selalu mengalir, dan pasokan air untuk mengairi pesawahan bisa tersedia dan Petani pun akan lebih nyaman, sehingga penjadwalan tanam padi bisa serentak dilakukan para Petani yang ada di Bekasi.
“Irigasi atau saluran air yang sudah banyak dibangun yang tidak disertai dengan pengaturan debit airnya saya rasa percuma, cuma alias mubazir saja dan tidak maksimal fungsinya, malah kering, yang ada para Petani berebut pasokan air dengan mengandalkan mesin pompa penyedot kali yang lebih besar dengan ratusan meter selang.
‘Ketika cuaca ekstrim, hujan lebat, banjir yang menimpa pemukiman warga, karena kali kali yang sudah dangkal, irigasi irigasi yang mampet, serta kurang maksimalnya embung embung (tempat kumpul nya air/kantong air) ) yang sudah dibangun oleh Pemkab Bekasi, dan tidak maksimal dalam fungsinya, untuk menanggulangi banjir dan satu sisi saya berfikir embung embung ini bisa berguna bagi para Petani menjadi cadangan air ketika di butuhkan Petani bukan sekedar menampung air saja, karena ketika banjir air di buang kemana saja, ketika kering, Petani membutuhkan air.
“Disinilah inovasi dan kreatif Kita yang dibutuhkan, karena kita membangun irigasi, kali yang bersih salahsatunya bisa berfungsi dan ada manfaatnya bagi Petani, kata Erwin Mailudin.
“Karena tidak diaturnya aliran dan debit air ke irigasi pertanian di tambah cuaca yang kurang baik, hasil panen dan kwalitas gabah kurang bagus, disinilah peran Pemerintah harus ada, memperhatikan para Petani ada pengawasan dalam penjadwalan penanaman serta pasokan debit airnya, serta betul betul memberikan solusi agar Petani tidak merugi, walaupun ditimpa cuaca buruk , setidak tidaknya para Petani bisa balik modal dalam tanam padinya, pungkas Erwin Mailudin.(SS/red)