JAKARTA – Meski menderita penyakit gagal ginjal yang sudah masuk fase perawatan cuci darah, Wiwit Jayanti (29), seorang tenaga pengajar di SD Tridaya Sakti 02 Kecamatan Tambun Selatan, dengan penuh semangat mengikuti Seleksi Kompetensi PPPK di lingkungan Pemkab Bekasi.
Wiwit berangkat menuju lokasi ujian, langsung dari salah satu rumah sakit yang berada di Tambun Selatan, pada hari ke empat Seleksi Kompetensi PPPK di Hariston Hotel Penjaringan Jakarta Utara, pada Minggu (8/12/2024).
“Saya berangkat dari Rumah sakit dikawal oleh tim kesehatan dengan menggunakan ambulance, takut kalau saya nanti sesak nafas atau ada gangguan lain,” tuturnya sambil tersandar lemah di kursi rodanya.
Kondisi sakit gagal ginjal yang diderita selama lebih dari tiga bulan, tidak memadamkan semangatnya untuk menjadi tenaga PPPK. Tekadnya bulat untuk dapat mewujudkan impiannya, di balik wajahnya yang dipaksakan tegar mengikuti semua proses yang harus dia tempuh.
“Saya ingin membuat orang tua saya bangga dan bahagia dengan pencapain yang saya raih. Setelah semua ujian dan keraguan orang-orang atas perjuangan saya, sekaranglah waktunya saya untuk membuktikannya,” kata Wiwit dengan mata berkaca-kaca.
Wiwit menuturkan, sejak 25 tahun lalu dirinya sudah ditinggalkan oleh sosok ayah yang dicintainya. Kini dirinya berjuang berbekal doa terbaik dari seorang ibu.
“Saya mengajar Pendidikan Agama Islam di sekolah, saya juga mengajar ngaji. Sekarang saya tinggal bersama ibu yang terus mendukung saya, walaupun ayah sudah meninggal dunia 25 tahun lalu. Apapun kondisi saya, sekaranglah waktunya saya untuk membuat mereka bangga,” tuturnya.
Ditanya pesan apa yang ingin disampaikan kepada para honorer yang sedang berjuang menjadi PPPK, Wiwit mengatakan harus tetap semangat dan terus berjuang untuk menjadi yang lebih baik.
“Jaga pola makan serta pola hidup sehat, dan tetap semangat menghadapi semua ujian hidup , jangan sampai kalah oleh kondisi yang sekarang kita alami, tetap bersyukur, dan semoga kita semua memperoleh hasil terbaik,” ungkapnya.
Dan pada akhirnya, putaran kursi roda yang diduduki Wiwit Jayanti, mengiringi langkahnya menuju ruang ujian seleksi kompetensi PPPK tempat mewujukan impiannya.